Jumat, 04 Juli 2014

5 Alasan Kenapa Kita Jatuh Cinta Sama Orang yang Nggak Bisa Kita Miliki

 
Pernah denger sejarah dan makna dari kalimat latin ini, Kisanak?

Baiklah, kalimat itu adalah kalimat yang tertoreh di jendela pada Kastil Penrhyn di Wales, Inggris. Kalimat itu ditulis oleh seorang wanita bangsawan bernama Lady Alice, yang jatuh cinta pada tukang kebun di kastil kerajaannya. Tapi, sayangnya, sang ayah, Lord Penrhyn nggak menyetujui hubungan tersebut. Hingga akhirnya Lady Alice dikurung di sebuah menara.

Konon, kalimat itu ditulis oleh Lady Alice ketika dikurung, dan saat dia sedang memikirkan sang tukang kebun pujaan hatinya. Dan taukah kamu artinya, yang ternyata sangat dalam?

“Dicintai ketika mencintai.”

Pasti kita semua pernah jatuh cinta sama orang yang nggak bisa kita miliki, apalagi karena orang itu nggak mencintai kamu. Benar kan? Kenapa sih? Bukankah semua orang, termasuk Lady Alice berhak jatuh cinta dengan sang tukang kebun? Tapi kok nggak bisa kita miliki?

Mungkin alasannya bisa kamu temukan di bawah ini.

1. Karena Belum Keliatan Buruknya
Sebetulnya, Tuhan itu Mahabaik. Dia pasti akan mempertemukan kamu dengan orang yang tepat, tapi ya gitu, kadang kamunya nggak sabaran. Apesnya, kamu jatuh cinta dengan orang yang nggak bisa kamu miliki.

Ketika kamu jatuh cinta, jarang rasanya kamu melihat hal minus dari orang yang kamu cintai itu. Yang kamu lihat dan rasa cuma yang baik-baiknya aja dari orang itu. Makanya, ada pepatah bilang, “Jatuh cinta itu membuat orang buta.” Bukan cuma aja matanya aja yang buta, telinganya juga tuli. Soalnya hal yang paling sia-sia itu nasihatin orang lagi jatuh cinta.

Bisa jadi, kamu jatuh cinta dengan orang yang nggak bisa kamu miliki adalah karena Tuhan nggak pengin kamu mencintai orang yang salah. Kenapa? Karena sebelum jadi milik kamu, belum keliatan buruknya. Yang kamu liat dia orangnya baik, eh, ternyata aslinya brengsek dan busuk banget.

Daripada kamu menyesal di kemudian hari dan nggak bisa diperbaiki, mending nyeseknya hari ini, kan?


2. Karena Sedang Diuji
Andaikata kita bisa mengetahui terlebih dahulu hikmah dari keadaan yang sedang kita alami, pasti kita akan melakukan yang terbaik. Tapi sayangnya, semesta nggak selalu berbaik hati pada orang yang jatuh cinta.

Pasti kamu pernah jatuh cinta dengan orang yang kamu tau nggak bisa dimiliki. Entah karena dia udah punya pacar, mau nikah, atau karena dia udah punya tujuh lusin cucu di keluarga besarnya.

Itu semata-mata karena kamu sedang diuji, seberapa jauh kamu mampu bertahan mencintai orang yang nggak bisa kamu miliki, hingga batas yang akhirnya membuat kamu memutuskan untuk berhenti.

 
Dari sini kamu bisa belajar satu hal penting dalam hidup: merelakan.

3. Karena Nggak Pantas Buat Dia
Ya, memang, menerima kenyataan bahwa kamu nggak bisa memiliki orang yang kita cintai karena kamu nggak pantas buat dia seperti karang yang dihempas batu karang. Keras dan menyakitkan.

Sama halnya seperti kasus Lady Alice yang mencintai tukang kebun. Jelas, tukang kebun itu nggak pantas buat Lady Alice, yang notabene adalah seorang putri. Tapi bukankah cinta itu nggak dilihat berdasarkan materi, strata sosial, atau kekuatan seseorang meniup balon?

Memang tidak. Cinta nggak dilihat berdasarkan hal tersebut, tapi manusianya yang berbuat demikian. Dan karena itulah kamu nggak pantas buat dia, dan kenyataannya memang seperti itu. Pahit? Tentu, tapi jadikan itu cambuk yang memotivasi diri kamu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Supaya kamu pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari orang yang dulu pernah kamu cintai.

Cinta itu sebenarnya sederhana, ekspetasi yang membuatnya rumit.


4. Karena Nggak Direstui
Alasan yang menyakitkan kenapa kamu jatuh cinta sama orang yang nggak bisa kamu miliki adalah karena nggak direstui oleh orang tua (dan temen segeng). Mungkin di antara kamu ada yang jatuh cinta sama orang yang beda agama, beda kasta, atau beda spesies. Kamu manusia, dia belatung nangka.

Karena perbedaan itulah kamu nggak direstui, dan nggak bisa memiliki orang itu. Meski sebenarnya, harusnya perbedaan itu harusnya dijadikan alasan untuk melebur jadi satu. Tapi, entahlah, Kakanda Falen pun belum pernah mencobanya karena udah tau akan gagal.


5. Karena Kamu Melakukan Hal yang Sama Pada Orang Lain
Kamu mati-matian memuja dan mengejar orang lain. Orang lain itu nggak suka sama kamu, nggak mau kamu miliki. Di sisi lain, ada orang lain yang memuja dan mengejar kamu, hanya saja kamu terlalu fokus pada pujaanmu tanpa melihat orang yang sebenarnya selalu ada.

Iya, kamu telah menjadi seseorang yang nggak bisa dimiliki bagi orang lain.

Percayalah, pada waktunya kamu akan jatuh cinta dengan orang yang juga jatuh cinta padamu.


Berbesar hatilah menerima semua ini. Ambil hikmahnya, sembari menunggu orang yang tepat datang, ada baiknya kamu memperbaiki kualitas diri supaya kamu pantas menggenggam tangannya dan mengajak dia melangkah bersama kamu. Ahzeg ~


Only know you love when you let it go.

Sepertinya alasan-alasan di atas sudah cukup. Tapi jika kamu merasa ada alasan lain, monggo, dengan rendah hati silakan isi kolom comments. ~

Salam penulis: @someoneboys

Selasa, 01 April 2014

Episode "Pertemuan Singkat..."



Pertemuan singkat dan berjalan sangat cepat...

Tidak disangka aku langsung terhinoptis olehmu...

Sesuatu hal yang tidak lazim lagi bahwa disetiap pertemuan selalu terdapat perpisahan. Jika untuk memilih, lebih baik kita tidak usah dipertemukan jika suatu saat nanti kita akan terpisah kembali. Namun, bukan jarak yang memisahkan kita. Sikap kamu ke dia yang semakin hari terus mencintainya, tanpa adanya rasa secuil dikitpun perasaan terhadap diriku.

Suatu pertemuan singkat yang mungkin tidak didambakan pada setiap orang pada umumnya. Sama seperti halnya kaya gue. Mungkin sebagian orang juga tidak terlalu percaya dengan kisah yang gue alami ini. Namun, mungkin disatu sisi lain bagi sebagian seorang jomblo akan memperdulikan kisah gue ini. Karna pada dasarnya seorang jomblo itu selalu perhatian, walau gak pernah ada yang kasih dia perhatian. Terutama mungkin dari keluarganya. Itu pun karna terpaksa. Piss mblo, jangan marah...

Kisah ini bermulai dari suatu pertemuan singkat, sesuai dengan judul episodenya kali ini. Yaitu “Pertemuan singkat”. Pada awalnya memang sungguh tampak kaget, atau pun ada rasa mosi yang tidak dapat dipercaya dalam diri gue. Lantas aja, gue kenal dengan seorang anak yang kalangan ekonominya diatas. Atau pun bisa juga dibilang kalangan keluarga artis. Yaaap... dia adalah shanindya naurashalika. Entah bagaimana suatu pertemuannya, namun sungguh tidak terasa pertemuan ini semakin lama semakin berlama. Hingga pada akhirnya, kita pun saling menyukai antar sesama. Dimana perasaan suka yang berlebihan antar lawan jenis.

Kian detik, menit, hari demi hari, sungguh tak terasa telah berkenalan. Bagai daun yang tumbuh membutuhkan proses yang cukup lama, untuk bisa tumbuh ke dalam liang lahat luar dari pohonnya. Sebagai penyeindah dunia. Mosi tidak percaya pun semakin tidak percaya, semakin lazim. Namun, lantas pada suatu ketika rasa hal-hal yang berbaur negatif itu hilang dengan sedirinya.

Pada awalya, teman-teman gue pada heran. Mungkin banyak dari sebagian orang yang menjauhinya. Bukan karna apa-apa. Namun, memang sulit dipercaya. Tapi, inilah cinta yang dapat terjadi dimana saja, dan kapan saja.

“Ki, lo beneran deket sama shanin?” Tanya ridwan.

“Hahaha, iya wan. Kenapa?” Jawab gue dengan santai.

“Gile lo, dari mana deketnya? Bagi pinnya Ashilla dong kakaknya?” Tanya ridwan lagi kemudian dengan tampang yang agak serius.

Suatu percakapan singkat pada waktu malam hari itu pun tak terasa. Yang awalnya ridwan hanya berniat untuk meminjam flashdisk gue, malah berakhir dengan suatu curhatan yang sangat serius.
Malam semakin larut, udara dingin semakin masuk kedalam liang tubuh hangat ini. Apa yang terjadi pada hari ini adalah suatu anugrah, yang tidak mungkin keulang lagi untuk hari esoknya.

Malam itu waktu telah menunjukan awal pada pukul 00:40. Masih terdengar suara candaan, jail-an, konyolnya suara shanin. Disela-sela bercandaan itu, gue mencoba meyakinkan diri untuk bertanya hal yang penting kepada shanin.

“Nin, banyak loh dari sebagian orang-orang yang heran bahwa gue deket sama lo” Tanya gue dengan terbata-bata.

“Heran? Heran kenapa?” Jawab shanin dengan lugunya.

“Yaa... Heran aja. Wajarkan lagian? Lo dari keluarga yang ada. Kakak lo juga artis. Lo hidup mewah terus, gak pernah susah. Tiba-tiba bisa deket sama gue kaya gini.” Jawab gue dengan nada yang tampak tersedu-sedu.

“Maaf ya ki. Sebelumnya gue gak pernah anggap kekayaan itu suatu hal yang yang penting. Kaya di dunia, belum tentu kaya di akhirat. Lagian itu semua juga punya orang tua gue. Gue bukan sebagai penikmatnya aja”

Dan, dari situ gue telah berpikir. Bahwa cinta gak selamanya mengandalkan Uang. Namun disatu sisi lain. Emang lo bisa apa hidup dengan cinta doang? Sedangkan, kalau lo kelaperan lo mau makan pake apa? Makan tuh cinta! 

Cinta itu bulshit. Cinta hanya mandang suatu materi saja. Cinta itu buta. Cinta itu bikin sakit hati. Namun, karna cintalah yang mengajarkan kita kuat. Kuat dalam menjalani segala cobaan. Kuat untuk tetap tegar. Walaupun banyak dari sebagian orang mencoba untuk berpura-pura tegar. Hanya karna tidak ingin terlihat lemah di depan banyak orang.

Setelah, cinta ini telah datang. Apa lagi yang akan terbawa dalam hidup ini? Apa cinta itu abadi? Apa cinta itu selamanya bisa mengajarkan kita untuk tetap tegar dalam menjalani suatu cobaan? Apa cinta itu telah bisa mengajarkan kita tentang arti hidup yang sesungguhnya? 

Cinta gak selamanya indah. Banyak dari sekian orang yang berakhir dengan tragis percintaan dari mereka. Dari suatu “Pertemuan Singkat” yang telah mereka jalani. Seperti halnya itulah, bahwa berawal dari suatu pertemuan akan berakhir dengan perpisahan.

Pertemuan singkat dengan seseorang adalah awal dari kita untuk bisa belajar apa itu arti melepaskan. Melepaskan orang yang kita sayang, tanpa adanya suatu paksaan dalam diri kita. Cinta bisa merubah segalanya, namun bisa juga membuat hidup kita hancur.

Dan, yang terakhir. Cuma mau ngingetin aja: Biasanya sih gitu. Cinta yang datangnya tiba-tiba, akan berakhir dengan cara yang tiba-tiba juga.

Salam Penulis: @muchammadriski_

Minggu, 23 Februari 2014

Episode "PHP" (Pemberi Harapan Palsu atau Penikmat Harapan Palsu?)

Pada dasarnya sungguh hal yang tidak lazim lagi dikalangan para remaja apa sebenarnya PHP itu? PHP adalah sebuah arti dari kalimat “Pemberi Harapan Palsu”. Maksud menurut dari sebuah singkatan banyak yang menyatakannya seperti demikian, namun apakah PHP akan terus terjadi? Bagaimana perasaan anda jika di-PHPkan oleh seseorang yang telah memberikan anda sebuah “kenyamanan” yang sangat luar biasa bagi diri anda. Lantas, tiba-tiba kehadirannya tidak ada lagi dikehidupan kamu? Sakit? Pasti. Namun, sebenarnya diri kita juga harus bisa saling menjaga perasaan. Dalam arti jangan terlalu “Ke-GRan”. Maklum, para jomblo biasanya yang telah lama tidak mengenal pacaran, seketika lupa apa itu rasanya pacaran?

Dalam cerita kali ini gue bakal berbagi cerita tentang apa itu PHP? Bagaimana caranya agar kita terhindar dari player yang mempunyai skill tinggi atau yang biasa disebut dengan gombalan mautnya? Nah, jangan terlalu kasih kepercayaan kamu seutuhnya.
Gue sendiri, pernah di-php-in oleh seseorang. Memang di php-kan itu sangat menyakitkan, apalagi kalau kita sendiri telah merasakan getaran-getaran cintanya dia di dalam diri kita sendiri. 
Gue bersekolah disalah satu SMA ternama di Jakarta. Yaitu SMA N 88 Jakarta Timur. Telah lama berkenalan dengan kaka kelas yang gue anggap sebagai si Pemberi Harapan Palsu, sedangkan gue sendiri adalah Penikmat Harapan Palsu. Namanya Azmi, adalah seorang kakak kelas yang gue anggap cukup cantik. Entah itu dari sekedar fisik, atau pun sikapnya dia ke gue. Yang awalnya “care” tiba-tiba berubah menjadi “I don’t care”.
“Eh, cil kita udah deket gini? Masa gak ada hubungan status yang jelas sih?” Gue manggil dengan sebutan cil karna merupakan sebuah panggilan sayang gue ke dia.
“Jalanin aja dulu ya..” Dengan jawabnya cukup santai saja, tanpa mempedulikan perasaan seseorang. 
Sebenarnya orang-orang yang suka php-in seseorang adalah orang yang takut pada kenyataan. Kenapa demikian? Karna, setelah mereka dibuat nyaman lantas seenaknya aja meninggalkannya. Entah siapa yang salah? Semisal dari satu pihak telah merasa kalau ia benar-benar yang ditargetkannya. Namun, salah satu pihaknya lagi hanya menganggap bahwa ini semua hanyalah sebuah pertemanan biasa. Atau yang biasa dikenal orang yang tidak “bertanggung jawab” atas tindakannya.
Gue pun sempat tertekan karna akibat dari salah satu tidak adanya hubungan yang jelas antara kedekatan gue dengan azmi ini. Mau kesel? Ya percuma, kalau dari dianya sendiri aja udah gak peka. Sampai di sela-sela waktu gue, gue pernah sampai gila gara-gara cinta itu sendiri.
Dan pada akhirnya, gue pun bercerita tentang soal percintaan gue kepada salah satu temen baik gue. Walaupun dia adalah seorang jomblo. Namun, putra ini adalah laki-laki sejati yang tau segala hal tentang percintaan.
“Menurut lo gimana sih put kalau orang yang kita sayang sendiri, tau-taunya Cuma anggap diri kita sendiri ini Cuma sebagai teman? Gak lebih sama sekali pun?” Tanya gue kepada salah satu seorang sahabat gue yang mengerti sekali soal percintaan.
“Yaelah ki.. Kaya gitu mah tinggalin aja, gak usah nungguin orang yang gak jelas kaya gitu. Nanti yang ada malah berujung sakit hati” Kata putra mengucapkan seperti demikian.
“Lo enak ngomong segitunya. Lah, gue kan yang ngerasain bol?” Gue panggil bol karna badannya dia yang sangat cebol, Hahaha.--> “Dilarang ikutan ketawa”
“Woi! Udahlah jangan jadi orang yang lemah ki. Bangkit coy!!! Contolah seperti:matahari. Walaupun ia berdiri sendiri, namun ia tetap cerah menerang” Kata putra dengan agak sok berlaga seperti halnya gaya seorang Mario Teduh. Eh salah, maksud gue Mario Teguh, mblooo…
Waktu pun lama semakin lama telah berlalu, entah kapan rasa perasaan ini semakin dipendam? Semakin dipendam akan halnya menjadi sakit. Entah itu sakit dalam hal hati maupun fisik.
Gak kerasa hubungan gue dan azmi ini pun telah berjalan yang ke-5 bulan, akan tetapi entah kenapa semakin hari semakin menjauh. Menjauh dalam arti hal sudah tidak adanya lagi hubungan komunikasi yang baik antara gue dengan azmi ini. Apakah memang seharusnya kita mengagumi seseorang yang kita suka dengan cara diam-diam? Atau yang biasa sering kita sebut dengan sebutan Jatuh Cinta Diam-Diam? 
Gue pun bertekad untuk menanyakan kepada azmi apakah hubungan kita ini seperti halnya hubungan kaya apa? Walaupun tadinya terpikir dalam benak gue ada perasaan “gengsi”. Lantas, kalau mau gengsi-an terus mau sampe kapan? Tuh orang-orang yang suka “gengsi” jangan deh, nanti yang ada malah adanya perasaan menyesal. Mending kalau suka ya bilang aja suka, gak usah ninggiin gengsi lo. Nanti yang ada malah perasaan “menyesal” dalam diri lo. Emang mau hidup dalam perasaan “menyesal” disetiap hari-harimu? Kecuali buat jomblo mah si gak apa-apa. Iya, karna jomblo itu gak tau apa itu sebenarnya pacaran? Apalagi rasanya pacaran? Efek yang udah terjadi keseringan di kalangan para jomblo sih biasanya gitu. Piss yaa mblo…
“Lo ngerasa gak sih cil kalau hubungan kita ini semakin lama semakin menjauh aja?” Kata gue menanyakan dengan serius, walaupun agak gagap-gagap bahasa yang keluar dalam mulut gue ini.
“Ki.. Kan kalau pacaran itu pasti ada kata putus kan? Gue gak mau itu terjadi putus begitu saja? Kan kalo temenan kaya gini gak akan pernah ada kata putus? Makanya kita jalanin aja dulu ya..” Kata azmi, dengan santainya. Tanpa mempunyai rasa bersalah sedemikian.
Masalahnya kalau kaya gitu, mau sampe kapan dijalanin kaya gini terus? Mau sampe kapan digantungin sama seperti halnya jemuran baju? Jemuran baju aja kalau lama-lama digantungin, ntar ada yang ambil. Apalagi hati? Jangan menyesal yaa kalau dikemudian hari gue menjauh karna sikap lo terhadap gue? 
Sebetulnya orang yang sering terkena PHP (Pemberi Harapan Palsu) adalah orang yang terlalu gampang membukakan pintu hatinya untuk seorang Player sekali pun. Dan, orang yang menjadi Penikmat Harapan Palsu adalah orang yang terlalu bego bagi gue. Iya, karna terlalu mudah untuk membukakan pintu hatinya. Walaupun pada akhirnya, hanya dapat bilang “Karna gue udah terlanjur sayang”. Nah, sayang itu kan gak butuh alasan? Namun apa daya? Kalau rasa sayang kita tidak diimbangi oleh logika. Perasaan terlalu membodohi hati kita. Namun, logika berpikir “Hati mulu sih yang lo pake, logika juga dong! Jadi kalau lo sakit hati, logika akan berpikir juga. Kalau jodoh lo itu memang bukan dia”. Coba kalau hati “Cuma bisa nangis, menyendiri, menyesal”. Apalagi kalau cewek, nangis diem didalam kamar. Sambil dengerin lagu, tanpa disadari waktu pagi-pagi matanya udah sembab.
Sungguh ironis, apabila kita telah menyukai seseorang. Apalagi, ditambah dengan perasaan cinta yang terkadang berlebihan. Rasa itu pun bisa timbul karna adanya sebuah perhatian kecil. Contoh: ngingetin makan, ngerjain tugas bareng, nonton berdua, perhatian, telfonan/sms sering, suka ngelakuin kegiatan kegokilannya secara bareng-bareng. Memang itu semua merupakan hal yang biasa saja. Namun, bagi seseorang yang “setia” atau dalam arti orang yang sudah merasakan sayang yang setulus-tulusnya semua itu adalah hal yang sangat “luar biasa”.
Udah risiko juga menjadi penjual baju kalau ada yang datang ke tokonya, liat-liat, terus cobain di kamar pas, di kamar pas foto-foto, terus bajunya ditaro lagi, nggak dibeli. Tapi hati bukanlah baju, dan manusia bukan selalu tukang jualan, dan karena cinta bukan buat diperjual-belikan maka nggak sepatutnya ‘dicobain.’
Hari semakin berlalu, waktu semakin cepat. Namun harapan tak kunjung datang? Lantas, pantaskah terus menunggu seperti ini? Menunggu memang membosankan, apalagi kita menunggu orang yang tidak peka terhadap perasaan kita sendiri. Sakit? Yaa.. pasti. Namun, hati ini bisa apa? Bisa berbuat apa? Masihkah kau berjuang berdarah-darah sampai memiliki hubungan kita ini?
Ada sebuah “harapan” dari sebuah “perhatian kecil”. Namun ada sebuah “dusta” antara “cinta”. Sebuah kebohongan kecil yang dimaksud disini adalah dusta. Dimana ketika mereka yang PHP-kan kamu, mereka hanya bilang dengan alasan “Kita kan Cuma temenan gak lebih” namun apa daya hati ini? Sesungguhnya itu semua bukanlah alasan yang tepat. Seiring berjalannya waktu, semua itu karna adalah adanya rasa “Bosan” dalam menjalaninya.
PHP ini sebetulnya sangatlah menarik, terutama kalau melihat gimana sepak terjang mereka. Seorang PHP biasanya mempunyai kalimat-kalimat yang cukup tangguh, untuk menaklukkan sang pujaan hati atau pun sang target mereka. Sang PHP juga cukup sakti buat mengalihkan si korban ketika mulai ada gelagat menginginkan komitmen atau status. Kalimat-kalimat itu seperti di bawah ini:

“Semua akan indah pada waktunya.”
Seorang yang sering banget PHP pasti udah fasih betul dengan kalimat di atas ini, dan si korban PHP pasti udah hafal banget. PHP menggunakan kalimat ini sebenarnya buat mengulur-ulur waktu. Namun pertanyaan dari pernyataan di atas adalah: Kapan? Terus indah, indahnya bagi siapa? Waktunya? Waktunya, bukan waktu aku sama kamu, tapi waktunya?

“Kita jalanin aja dulu.”
Pertanyaannya adalah… Sampe mana jalannya? Mau sampe kapan jalan terusnya? Mau sampe kapan digantungin kaya jemuran gini terus? Jalan mulu nanti keburu aus kali.

“Biarin mengalir aja dulu.”
Pertanyaannya adalah… Mengalir sampe mana? Sampe mana batas mengalirnya? Sampe kapan terus mengalir kalau gak adanya sebuah “harapan” yang “pasti”? Mengalir? Lo kate ingus?

“Kalo pacaran kan bisa putus, jadi enakan gini, nggak ada kata putus.“
Pertanyaannya adalah… Sampe kapan mau kaya gini terus? Sampe kapan mau gak ada hubungan status yang jelas kaya gini terus?

Satu hal yang dilupain lagi nih biasanya sama korban PHP yang sering banget percaya aja ketika diomongin kayak di atas dari seorang PHP: Iya, kayak gitu emang nggak ada kata putus, tapi tetep aja kalau dia ninggalin terus jadian sama yang lain… nyesek juga.
Dari semua ciri-ciri diatas tadi, sebenernya yang paling gue bingungin bukan pelakunya, tapi korbannya. Entah pelakunya yang terlalu jago (player) sampai korbannya terbuai, atau korbannya yang terlalu bodoh (dan ngarep) dengan mudahnya kemakan sama omongan kayak di atas tadi.

Dalam sebuah hubungan itu memang sebenarnya dibutuhkan dengan yang namanya “komitmen & konsisten”. Seberapa kamu mempunyai “komitmen” yang jelas dengan dia. Jangan terlalu dibegoin deh sama orang-orang yang Hyper player. Orang yang hyper player pun juga kalau udah ngerasain yang namanya “nyaman” ia bahkan akan lebih serius lebih-lebih dari kamu. Nah, konsisten dalam arti hal ini yaitu kebalikannya dari sebuah “komitmen”. Dimana suatu komitmen bukan hanya membutuhkan sebuah “janji-janji” yang telah diucapkan saja. Namun, diperlukan juga sebuah “pembuktian” dari segala “ucapan” yang telah diucapkannya. Dalam arti, kamu juga harus konsisten dengan apa yang telah kamu buat komitmennya.

Namun, dari sekian PHP (Pemberi Harapan Palsu) ada juga arti atau makna dari kata PHP itu tersendiri. Tidak lazim lagi, yaitu PHP (Penikmat Harapan Palsu). Penikmat yang dimaksud disini adalah bagi mereka-mereka yang terlalu mempercayai janji-janji yang telah dibuat oleh si Pemberi Harapan Palsu. Entah kenapa, hal ini masih bisa terjadi? Contoh dari kalimat yang diatas tadi, dari seorang Pemberi Harapan Palsu yang sering banget ia gunakan: “Kita jalanin aja dulu” Mau sampe kapan dijalanin terus kaya gini, kalau tidak adanya hubungan status yang jelas sedemikian rupa?

Gue berharap, semoga beberapa pemikiran tadi dapat membuka mata hati beberapa orang yang ngakunya jadi korban PHP orang lain, padahal dia sedang jadi korban PHP dirinya sendiri, jadi budak harapan-harapan yang timbul dalam dirinya sendiri.

Jadi, tulisan ini sebenarnya gue buat untuk para-para PHP, tepatnya untuk si Pemberi Harapan Palsu dan Penikmat Harapan Palsu. 

Selesai...



Salam Penulis: @muchammadriski_

Rabu, 01 Januari 2014

Episode “Realita Cinta”



Episode “Realita Cinta”

Di episode kali ini tentang “Realita Cinta” sebelumnya gue juga bingung dalam untuk memilih menentukan judul. Yang tadinya sebelumnya judulnya yaitu Cinta Butuh Waktu, namun banyak dari sekian orang-orang yang bertanya.
“Judulnya kok sama kaya bandnya vierra sih ommm??? Yang cinta butuh waktu???”
“Terus? Gue harus perduli, gitu???”
Tapi, gue dari situ berkesimpulan bahwa yang lebih baik yaa harus mengganti judulnya. Dan, gue ganti Realita Cinta. Karna gue fikir rata-rata di dunia ini bahasannya tentang percintaan semua. Kalo ga ada cinta, mana mungkin ada hati? Kalo ga ada hati? Mana mungkin timbul perasaan suka dengan seseorang?
Cinta itu mewakili kita setiap orang dalam melakukan hal segala apapun. Cinta bermacam-macam. Cinta kepada sang pencipta, cinta kepada keluarga, cinta kepada lingkungan, cinta kepada teman atau sahabat-sahabat kita, cinta kepada sesama. Ett… tapi kalo cinta kepada sesama, bukan berarti homo loooh yaa??? Gini-gini gue pasti masih wajar lah, masa sih homo??? Kalo homo mah, mungkin bagi mereka yang telah merasa putus asa karena tidak mendapatkan sang pujaan hatinya. Dalam arti “Jomblo”. Sorry yaa mbloooo…. Bukan maksudnya menghina, tapi yaa begitulah kenyataannya, hahaha. ß*dilarang ikutan ketawa*

Realita percintaan dalam kehidupan remaja sering kali terjadi. Dari mulai timbul rasa suka sama seseorang, rasa sayang yang berlebihan kepada orang yang disuka, sampai-sampai timbul rasa cinta yang terkadang berlebihan. Dalam arti sayangnya udah sayang banget. Gak bisa dipisahkan gitu aja. Orang kalo udah sayang banget yaa gitu emang, terkadang untuk menjauh aja udah susah banget. Apalagi, kalo sampai harus meninggalkannya??? Dalam arti putus didalam suatu hubungan???
Namun, ketika seseorang saling mencintai. Seharusnya, kedua belah pihak saling menjaga, saling mengasihi, saling perduli, saling menyayangi, saling memeluk. Bukan hanya satu pihak saja yang memperjuangkan. Terkadang yang namanya pacaran itu juga sebenernya hanyalah masalah status hubungan. Iya, status hubungan yang mengkin lebih jelas.

Pengalaman gue didalam suatu hubungan kisah percintaan memang kadang terdapat pasang surutnya. Mungkin bukan hanya gue aja, tetapi masih banyak orang-orang lain yang merasakannya sama seperti halnya gue. Gue jomblo, dan menurut temen-temen gue jomblo itu hina.
“Makan tuh jomblo, dihina terus kan lo ky???”
“Yaelah emang yang taken udah pasti bahagia??? Enggak juga kan???” *Jawab gue dengan santai*
Namun dari situ juga teman-teman gue semakin mojok-mojokin gue. Entah karna gue salah ngomong. Apa entah karna rata-rata pada taken semua temen-temen gue??? *tutup kuping*

Gue awalnya sempet kaget, karna temen gue Yudha Iriawan suka dipanggil Joker dia tiba-tiba menawarkan gue cewe. Oh yaa… namanya dia joker bukan berarti singkatan dari “Jomblo Keren” jangan salah paham, dia temen gue yang kadang suka gue jadiin babu gue, hahaha. ß*dilarang ikutan ketawa*
Percaya gak? Enggak kan??? Gak usah dibawa serius juga kali. “Okeeee ommm…..”
“Ky, lo mau cewek gak nih??? Kakak kelas nih. Langka looohhh dapetin kakak kelas kan”
“Ah, lo yang bener?? Cakep gak???” *tampang gue agak serius*
“Ah… udah selaw. Pokoknya nanti istirahat lo ikut gue, mau gue tunjukin orangnya ke elo”
Jam bel istirahat pun telah tiba, dan tanpa basa-basi lagi temen gue si babu itu langsung nunjukin orangnya. Sontak, gue pun kaget. Serasa gue mau pingsan aja gitu, karna menurut gue dia orang yang sangat menarik beda dari yang lain. Ngerasa lagi melayang aja diatas awan.

Hari demi hari pun udah gue lewatin untuk sekedar pe-de-ka-te sama sang pujaan hati gue ini, kakak kelas. Gue pokoknya mulai dari dapet nomer hpnya, semua jadwal kegiatannya dia dari temen gue yang babu ini. Ett…. Tapi sekarang jabatannya joker udah gue angkat jadi seketaris gue, hahaha. Udah kaya orang mal aja. Ehhh… salah maksudnya perkantoran mblooo…
Namanya Atika Azmi Purnama, suka dipanggil bebek –bebek gitu sih sama temen-temennya. Lahhhh???? Gue pun kaget. Kok bebek???? Kenapa gak angsa aja sekalian??? Atau kaga yang menarik dikit, kaya ayam aja deh sekalian, HAHAHA. ß*dilarang ikutan ketawa*

Dia sangat menarik perhatian gue. Nah, dari seiring waktu pun gue mulai timbul rasa suka, rasa sayang, sampai-sampai rasa cinta yang terkadang berlebihan. Namun, gue orangnya agak gagap-gagapan gitu. Entah…. Kenapa juga gue gagap gitu. Apa Ibu gue ngidam punya anak kaya Aziz Gagap yak??? Yang pemain pelawak yang sering main lawakan bareng sama si sule itu “Sunda Bule”. HAHAHA, itu sih karena menurut gue aja. Bisa aja sih juga takdir…

Hari demi hari pun tak terasa memang semenjak gue kenal dengan Atika ini, yang suka dipanggil “Bebek”. Namun gue juga sempet ngerti kenapa dia dipanggil bebek?? Yaaa… karna jalannya itu terkadang gak sinkron, patah-patah gitu deh. Dan, kenapa gak dipanggil onta aja sekalian??? Yaa… karna dia cebol alias pendek, HAHAHA. ß*dilarang ikutan ketawa*

Hari demi hari semakin berwarna aja, namun disitu tetep belum masih ada hubungan yang jelas. Ngegantung gitu. Bahkan temen gue “Sasro” yang baru kenal 2atau3 minggu dengan temennya Bebek langsung jadian. Disitu gue sempet mikir, loooh kok cepet banget yaa diaa??? Sasro pake dukun mana dia yaaa???? Hahaha.
Cinta memang gak butuh alesan, cinta datangnya tulus dari hati yang terkadang langsung timbul ke perasaan. Dari perasaan itulah yang bisa membuat kita mengerti betapa berharganya orang-orang yang menyayangi kita? Sebagaimana semestinya layaknya kasih sayang Ibu kepada anaknya. Yang gak pernah putus, yang gak pernah meminta imbalan sepersen pun. Ia hanya minta agar anaknya menjadi lebih baik lagi, dari dia. Supaya apa? Supaya bangga, karna telah melahirkan anak yang membahagiakan kedua orang tuanya. Namun, terkadang antar kedua belah pihak saling egois, saling ga bisa memahami, saling mencaci maki. Dari situlah sifat “sabar” yang sedang diuji.

Hubungan terus berjalan hari demi hari. Hari yang udah dilewati, tak mungkin kembali lagi. Dari situ hubungan gue dengan atika mulai renggang. Entah… karna ada apa?? Namun, itulah cinta. Yang harus butuh perjuangan untuk mendapatkan sang pujaan hati yang kita mau. Bukan berarti munafik. Tapi, memang begitulah cinta. Suatu ungkapan yang terkadang sulit untuk didefinisikannya namun bisa dirasakan getarannya. Gak ada lagi hubungan komunikasi lagi.
“Spongebob sama pattrick aja bisa terus bersama-sama, masa gue sama lo enggak” *dalam hati* Sambil tampak murung wajah gue. Atau juga sih kalo anak-anak jaman sekarang mah bahasanya “Galau”
Entah… dari mana bahasa galau itu ada, dari Negara mana dia dateng. Gue enggak perduli, emang dia siapa gue??? *loohh* kok jadi emosi gini. Hufft :/

Entah… sampai kapan kesendirian ini menyelimuti hangatnya tubuhku. Galau, galau, dan galau lagi kemudian. Temen gue hakim yang satu ini akhirnya nanya ke gue.
“Lo ngapa sih??? Galau??”
“Udah tau pake nanya lagi lo..” *muka bête*
“Pake apa ky?? Ayam apa lele???” *muka bercanda*
“Ah…. Tau lo ahhh. Ngebetein” *muka marah*
“Yaelah, mangap ky. Betul kan lagian kata gue. Sebenernya kata bu sari sih. Kalo kakak kelas itu tukang PHP. Hati-hati deh lo”
Sontak, dari situ pun gue mulai kaget. Mulai gak merasa percaya. Apa memang benar??? *dalam hati gue berbicara*

Namun, gue berkesimpulan lain bahwa itu gak benar. Bahwa rasa suka itu memang bisa datang kapan saja. Bisa sama siapa aja. Namun, kalo rasa cinta itu hanya tertuju kepada satu orang saja. Iyaa… orang yang dicintainya.
Dan gue berfikir, memang sepertinya diantara gue dan atika itu belum timbul rasa cinta. Hanya sekedar perasaan suka saja, yang terkadang berlebihan. Atau dalam arti lainnya adalah terlalu menganggap serius hubungannya itu antar kedua belah pihak. Realita percintaan memang kadang susah dilupakan. Kita memang gak saling cinta, tapi hanyalah saling suka. Terlalu manis untuk dilupakan, kenangan yang indah yang telah dilalui bersama.

Realita cinta gak selamanya indah. Gak selamanya bisa untuk terus memiliki orang yang kita sayang. Gak selamanya juga indah pada waktunya. Namun, kenangan yang terus menghantui kalo antar kedua belah pihak udah saling berpisah. Kenangan yang telah dilaluinya, yang telah dijalani secara bersama-sama. Gak mudah untuk dilupakan. Walupun juga terkadang hanya sampai batas ditengah-tengah jalan hubungannya sudah berakhir. Disitu orang-orang berfikir kalo orang yang kita cintai itu menghianati cinta kita. Namun, disitu jugalah kita harus bersikap dewasa, harus lebih jernih lagi pikiran kita. Bahwa pada akhirnya cinta itu tak harus memiliki…



Selesai…


Salam Penulis: @muchammadriski_

Selasa, 31 Desember 2013

Episode “Keluarga Segalanya”



Episode “Keluarga Segalanya”

Dikeluarga gue ini, gue merupakan anak yang paling bontot(anak terakhir). Eh, tapi sebenernya yang paling bontot sih kucing gue, susan namanya. Papa sama Ibu gue termasuk orang tua yang sangat tegas, lugas, dan selalu bijaksana dalam mengambil suatu keputusan. Yaa… tapi gitu dalam keluarga gue tingkat kehumorisannya agak kurang, yaa karna paling gak ada yang bisa yang ngelawak kali yaa???
Oh yaa, satu lagi nih gue sampai lupa. Kakak gue yang namanya Radita Noor Aisyah, tapi panggil aja jenong, hahaha. ß*dilarang ikutan ketawa*
Kenapa suka gue panggil jenong? Yaa.. karna jidatnya sih yang jenong banget, ehh tapi gue juga sih. Gue termasuk kedalam keluarga yang jenong. Rata-rata semuanya pada jenong. Dari papa, mama, kakak, gue, sampai kucing gue pun jenong. Entah ngidam apa mama gue saat hamil. Mungkin, karna bukan ngidam. Tapi, karna keturunan silsilah keluarga kali yaa? *ngomong sendiri nih ceritanya*

Kenapa, gue memilih dalam episode kali ini adalah “Keluarga Segalanya” yaa karna bagi gue, kalo gak ada mereka semua gue gak bakalan bisa lahir di dunia ini. Yaa kali gue lahir dari batu? Ga lucu kan? Yaa.. ga usah ketawa makanya *hahaha*
Mama gue misalnya. Dia adalah seorang perempuan yang kuat bagi gue. Karna apa? Karna dia telah mengasuh gue, menjaga gue di dalam kandungannya. Kalo papa gue? Dia yang mencari nafkah, apa-apa kalo gue minta pasti diturutin. Yaa.. asalkan nilai-nilai gue bagus sih. *tampang lesu*
Nah, kalo kakak gue? Yaa.. dia gitu sih kadang-kadang emang ngeselin banget. Saking ngeselinnya gue pernah sampai berantem. Berantem dalam arti kata saling diem-dieman gitu, hahaha. Berantem kaya anak kecil banget kali ya???
Dan, kalo yang ini susan. Kucing gue yang selalu bisa bikin hari-hari gue tersenyum. Karna apa??? Karna bagi gue dia adalah sesosok yang selalu ada di samping gue. Entah itu sedih, gembira, senang, suka dukanya. Ah…. Pokoknya segalanya deh dia bagi gue. Dia juga baik loooh suka mijitin gue.
“Ucaaaaan….. pijitin aa sini, aa capek” *ngomong kaya gitu gue, kalo minta dipijitin*
“aaoonggg…. Aaoonnggg…” *terjemahannya liat di google aja, kalo ada*
“Sini pijitin cepet, kalo gak mau? Gak dimasukin kedalam novel aa nih”
HAHAHA, dan ternyata pun cara jitu itu tersebut berhasil. Entah karna apa kucing gue nurut banget, kalo denger perintah dari gue.

Pengalaman gue pernah mengalami pasang surutnya percintaan. Dari mulai timbul rasa suka sama seseorang, jatuh cinta sama seseorang, sampai-sampai susah move on dari seseorang yang gue sayang. Dan yang gak paling gue paham kenapa orang-orang di dunia ini masih suka belum ada yang move on dari mantannya lah atau gebetannya??? Tapi, yang paling sakit hati lagi sih menurut gue. Kalo, misalnya kita Cuma dianggap gebetan atau Cuma sekedar temen ga lebih, dan Cuma sekedar dikasih harapan palsu doang atau yang sering disebut PHP. Uh.. pasti yaa sakit banget. Mana ada sih orang yang mau dimain-mainin cintanya??? Pasti gak ada lah. Kecuali jomblo sih… *ehh* Piss mblo \o/
Oh iyaaa, kan udah gue bilang mblo. Yang jomblo-jomblo jangan pada baca deh… Nanti malah Cuma bisa bikin lo ilfil doang.
Pisss ya mblooooo \o/

Pada waktu itu umur gue baru menginjak jalan ke 15thn. Dimana pada waktu itu gue merasakan cinta yang beda dari yang lain. Gue suka sama seseorang. Tapi, bukan sesama jenis loooh yaa. Gue masih normal gini-gini, yaa.. walaupun gue jomblo, hahaha ß*dilarang ikutan ketawa*
Panggil aja namanya Saviera Khrisna Murti. Yang sering dipanggil “Saviera”. Emang sih gue udah merasa arti dari kata kenyamanan banget sama dia. Gue suka sama dia yaa karna dia itu beda dari yang lain. Yang menurut gue lucu, pasti menurut dia juga lucu. Padahal belum tentu menurut orang lain itu lucu. Seperti halnya lelucon gue:
“Itu orang bulu keteknya lebat bangett ih… Jangan-jangan anaknya kali yaa??? Jadi kalo lagi kesepian, dia ngomong. Ehhh ketek, kita mau kemana hari ini???” Ga lucu kan?? Yaa… makanya gak usah ikutan ketawa *hahaha*

Namun, ketika kita sayang banget sama seseorang yang kita cintai rata-rata hubungannya gak bakalan awet, cepet putusnya sih kalo menurut gue. Iya, bisa juga kedaluarsa ß*kata bang dika* sih gitu… di dalam novelnya #CintaBrontasaurus
Dan, dalam hal memilih memang terkadang susah. Susah yaa karna kita gak bisa langsung liat dalam kepribadiannya seseorang. Susah ditebak. Kecuali peramal-peramal, mungkin bisa nebak. Paling juga sih Cuma hoki aja, hokinya menurut gue bisa 99,9% bener. Dan kemungkinan gak benernya itu yaa Cuma 0,1%.
Ehhh… kenapa jadi bahas peramal gini sih??? Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang, hahaha. ß*ehh, dilarang ikutan ketawa*

Gue putus sama Saviera yaa karna masalah keegoisan masing-masing aja sih. Yang ini maunya itu, yang sana maunya ini. Bingung gak??? Gue bingung jadinya??? *pegangan tiang listrik*
Yaa.. karna bagi gue kalo dalam sebuah hubungan itu gak usah ribet. Gak usah ngurusin dia itu harus kaya gimana yang kaya kamu mau. Kalo cinta mah, gak akan maksa dia untuk tampil yang semau kamu. Tapi, yaa terima apa adanya aja. Kalo sayang sih seharusnya gitu. Gak usah banyak maunya. Tapi, kalo masalah bawel, cerewet, khawatirannya orangnya. Itu wajar. Karna apa? Karna udah terlanjur sayang orang kalo udah kaya gitu sih biasanya…

Gue pernah galau kok, wajarlah kalo kita galau. Galau itu kan manusiawi dan itu pasti. Tapi, move on itu adalah pilihan. Pilihan agar bisa hidup lebih baik lagi. Gak mungkin kan kita liat ke masa lalu terus??? Kalo, kaya gitu mah. Kapan mau tengok ke masa depannya???
“Lo kenapa lagi sih ki???” *kaka gue nanya*
“Galau gue kak….” *sambil nangis*
“Yaelaaaah masih aja galau. Emang dengan lo galauin dia, dia bakalan balik lagi ke elo??? Elo masih punya temen kan??? Masih ada sahabat kan??? Masih punya keluarga kan??? So, gak usah terlalu dipikirin deh. Bawa enjoy aja…”
“Lo enak ngomong, karna lo gak ngerasain kalo jadi gue” *ngomong sambil pergi*
Namun dari situ, gue berfikir ulang kembali apa yang dibilang kakak gue tadi. Bahwa, ngapain kita mikirin orang-orang yang udah ninggalin kita??? Yaa.. kalau soal rasa sayang sih emang wajar. Gak salah. Yang salah itu yaa, karna kita dalam memilih seseorang. Cinta gak pernah salah, cinta hanya butuh untuk dirasakan.

Dan pada akhirnya pun, gue berkesimpulan bahwa seberat apapun masalah kita. Apalagi, kalau persoalan percintaan. Semisalnya diputusin sama pacar atau yang di PHP-in lah, kita gak usah galau-galau gak jelas, guys. Karna kita masih memiliki temen-temen yang baik, sahabat-sahabat yang setia, dan yang paling terutama adalah keluarga kita. Karna apa? Didalam keluarga ada seorang perempuan yang bisa ngertiin kita. Iya, itu mama kita. Perempuan itu perasa orangnya, jadi yaa kalo curhat paling enak itu yaa sama Ibu kita langsung mengarah ke inti masalah. Yaa.. walaupun diantara kita semua pasti ada dong yang gengsi??? Iya kan??? Gak usah munafik, pasti itu ada. Yaa.. wajarlah anak jaman sekarang kebanyakan gengsinya. Contoh yang paling sederhana: Mau ngungkapin perasaan ke orang yang disayang aja malu. Tapi, giliran direbut sama orang lain. Baru deh nyesel. Baru deh marah-marah gak jelas. Bikin alesan gini gitu. Dan, yang lebih parahnya lagi suka jelek-jelekin orang. Kebanyakan orang sih kaya gitu, yaa tapi Cuma kebanyakan aja. Bukan dalam arti halnya semua orang.

Dalam sikap kedewasaan kita seharusnya kita udah bisa dalam memilih mana hal yang baik, mana yang buruk bagi kita. Mana yang positif, mana yang negatinya.
Contoh yang paling sederhana: Kalo kita diputusin lagi dalam keadaan sayang-sayangnya yaa ikhlasin aja. Kita harus lebih belajar mengikhlasan sedikit demi sedikit yaa walaupun itu terkadang juga sulit. Tapi, di sisi positif yang lain adalah bahwa kita masih mempunya keluarga. Dimana tempat yang paling nyaman itu yaa adalah di dalam kasih pelukan hangatnya keluarga. Karena, keluarga adalah segalanya.



Selesai…


Salam Penulis: @muchammadriski_